Sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, China memiliki pasar makanan yang sangat besar dan terus berkembang.
Indonesia termasuk negara yang banyak melakukan ekspor makanan ke China. Beberapa produk unggulan yang sering diekspor seperti porang, sarang burung walet, kerupuk udang, kopi, hingga mie instan.
Namun, ekspor makanan ke China juga melibatkan banyak tantangan dan persyaratan yang ketat, seperti standar kualitas dan keamanan pangan yang ketat.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami persyaratan dan strategi yang tepat dalam melakukan ekspor makanan ke negara China. Artikel ini akan membahas beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam ekspor makanan ke China. Simak, ya!
Makanan unggulan yang diekspor ke China
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, ada banyak barang-barang ekspor dari Indonesia ke China, termasuk makanan unggulan. Berikut ini beberapa list dari produknya.
1. Kopi
Indonesia adalah salah satu produsen kopi terbesar di dunia dan China merupakan pasar potensial untuk ekspor kopi. Kopi Indonesia yang terkenal seperti kopi Luwak dan kopi Gayo sering diekspor ke China.
Mengutip dari laman Kemenperin.go.id, ekspor kopi ke China bisa mencapai 4,82 ton pada tahun 2020.
2. Sarang burung walet
Produk makanan kedua yang menjadi langganan ekspor ke China adalah sarang burung walet. Indonesia sendiri termasuk negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia dengan kualitas yang bagus.
Permintaan pasar untuk produk sarang burung walet di China ini memang cukup tinggi, mengingat sarang burung walet bisa diolah menjadi makanan yang menyehatkan dan untuk kosmetik.
Mengutip laman ditjenpkh.pertanian.go.id, ekspor sarang burung walet ke China bisa mencapai Rp8 miliar.
3. Porang
Porang juga menjadi salah satu makanan yang banyak diekspor ke China karena permintaan akan produk ini oleh masyarakat China cukup tinggi.
Diketahui porang merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Porang biasanya diolah menjadi makanan seperti shirataki atau nasi konyaku yang lebih rendah kalori.
4. Kerupuk udang
Kerupuk adalah makanan ringan yang populer di Indonesia dan sering diekspor ke China. Kerupuk udang dan kerupuk kemplang adalah varian kerupuk yang paling banyak diekspor ke China.
Mengutip di laman dataindonesia.id, Nilai ekspor kerupuk ke China mencapai USD 6,1 juta atau setara dengan Rp90 miliar.
5. Mie instan
Mie instan Indonesia seperti Indomie sangat populer di China dan menjadi salah satu produk makanan impor yang paling banyak diminati.
Cara dan syarat ekspor makanan ke China
Ekspor makanan Indonesia ke China tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, aturan-aturan yang diberikan oleh China cukup ketat.
Bagi kamu yang berencana membuka bisnis ekspor makanan ke China, wajib untuk mendaftar ke otoritas resmi ekspor makanan ke China, yakni GACC .
Aturan ini sehubungan dengan adanya notifikasi dari World Trade Organization (WTO) terakit Decree of General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) No. 248 on 12 April 2021.
Berikut ini beberapa persyaratan dan cara ekspor barang ke China berupa makanan yang harus kamu lakukan:
- Pelaku usaha yang akan melakukan ekspor makanan ke China wajib melakukan registrasi ke GACC, bisa secara langsung atau melalui agen swasta.
- Setelah melakukan registrasi, GACC akan melakukan evaluasi dokumen serta inspeksi secara remote terkait produk makanan yang akan diekspor, mulai dari pengolahan hingga pengiriman.
- Jika sudah disetujui, maka kamu akan mendapatkan nomor registrasi yang berlaku selama 5 tahun.
- Saat pengiriman produk, harus dilabeli dengan nomor registrasi GACC yang berlaku dan sudah disetujui.
Apabila semua persyaratan sudah dipenuhi, kamu bisa melakukan ekspor makanan ke China dengan aman.
Keuntungan ekspor ke China
Ekspor makanan ke China tentunya memiliki beberapa keuntungan yang cukup menjanjikan, di antaranya:
1. Pasar yang besar
China memiliki populasi terbesar di dunia. Hal ini memberikan peluang besar untuk bisnis ekspor makanan, apalagi ada beberapa bahan makanan yang tidak tersedia di China, seperti sarang burung walet dan porang.
Selain itu, banyaknya permintaan masyarakat China terkait produk makanan yang penuh nutrisi juga menjadi peluang yang menjanjikan.
2. Potensi keuntungan yang besar
China adalah salah satu negara dengan harga jual yang lebih tinggi untuk produk makanan impor. Hal ini memberikan potensi keuntungan yang besar bagi eksportir yang berhasil memasarkan produknya dengan baik.
Sebagai contoh, nilai untuk ekspor sarang burung walet ke China nilainya bisa mencapai Rp8 miliar. Nilai yang sangat fantastis dan menguntungkan.
3. Diversifikasi pasar
Ekspor makanan ke China juga membuka peluang untuk diversifikasi pasar, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.
4. Peluang untuk memperkenalkan produk unggulan
Ekspor makanan ke China juga dapat menjadi peluang untuk memperkenalkan produk makanan unggulan dari Indonesia, sehingga dapat mempromosikan citra positif dan meningkatkan daya saing produk dalam pasar global.
Namun, perlu diingat bahwa ekspor makanan ke China juga melibatkan beberapa tantangan, seperti persyaratan dan regulasi yang ketat, biaya logistik yang tinggi, serta perbedaan budaya dan bahasa yang memerlukan adaptasi dalam pemasaran dan promosi produk.
Konsultasikan bisnis ekspor di Arahin.id
Tingginya peluang bisnis ekspor makanan ke China juga sejalan dengan ketatnya regulasi yang sudah ditentukan.
Sebagai seorang pemula, tentunya kamu akan kesulitan jika mengurusnya sendiri. Tak perlu khawatir karena sekarang sudah banyak tersedia jasa forwarder China Indonesia yang kompeten dan akan membantu kamu dalam bisnis ekspormu.
Salah satunya adalah Arahin.id yang akan memiliki banyak layanan, termasuk layanan konsultasi gratis untuk pengiriman ekspor makanan kamu ke China agar lancar dan tidak menemui kendala.
Biaya pengiriman ekspor melalui Arahin.id juga cukup terjangkau dan tidak ada jumlah minimum pengiriman. Cocok untuk kamu yang baru saja memulai usaha ekspor makanan ke China. Yuk, hubungi Arahin.id sekarang juga.